Amarylis Patuk - Pada November 2015 netizen sempat dihebohkan oleh hamparan kebun bunga
Amarylis di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Pasalnya, taman yang dipenuhi bunga Lili Hujan yang mekar setahun sekali
tepat di awal musim penghujan ini, tiba-tiba menjadi viral di media sosial. Bisa ditebak
kelanjutannya. Orang-orang pun berbondong-bondong ingin melihat keindahan taman
yang bak taman bunga Keunkenhof di Belanda.
Taman bunga amarylis di Kecamatan Patuk, Gunungkidul, kini kembali mekar (via Sindonews.com) |
Tragisnya, akibat serbuan pengunjung yang tak terduga ini membuat taman
bunga ini rusak berantakan bahkan banyak bunga yang mati karena terinjak atau
terduduki ketika pengunjung asyik berswafoto di tengah-tengah tanaman. Sang
pemilik pun tak kuasa mencegahnya dengan membludaknya pengunjung.
Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat bunga Amarylis yang berwarna
oranye ini hanya berbunga setahun sekali pada waktu-waktu tertentu saat musim
hujan mulai tiba. Selain itu, momentum untuk menikmati keindahan bunganya pun
terbatas.
Bunga ini memang hanya mekar pada waktu-waktu tertentu saat musim hujan
mulai tiba. Kesempatan untuk menikmati keindahan bunganya pun terbatas, yaitu
sekitar dua minggu.
Tentang Bunga Lili
Bunga Amaryllis atau sering disebut lili
hujan, bakung, atau bunga bawang ini jika ini berkembang dengan baik, bunganya
akan mekar dan bertahan sekitar 21 hari dengan varian warna yang menarik
dipandang mata.
Bunga Amarylis itu memang tumbuh lebih banyak pada
musim hujan dibandingkan pada hari biasa sehingga disebut lili hujan.
Nama lili berasal dari kata Yunani, "leiron", yang mengacu
pada lili Madonna putih yang diyakini telah tumbuh dari susu Dewi Hera.
Bunga lili tumbuh di berbagai negara dan memiliki banyak jenis. Yang
terkenal adalah lili putih Lilium candidumatau Madonna lily dan
lili Paskah (bakung Paskah), yang berasal di Taiwan serta memiliki cluster bunga
berbentuk terompet dan daun mengkilap.
Pada dasarnya, bunga lili memiliki ciri-ciri yang sama dengan daun dan
bunga yang menyerupai terompet. Tumbuhnya seperti merunduk, memiliki tinggi
antara 30-120 cm. Saat mekar, Lili mengeluarkan bau yang harum.
Amarylis Patuk
Kebun bunga Amarylis di lahan seluas lebih
kurang 2.000 meter persegi tersebut
sejatinya milik Wartini, warga setempat, yang mulai menanam dan menjual bunga
ini sejak 2003. Bunga
lili adalah tanaman yang cukup mudah
perawatannya.
Setelah benih ditanam, tanaman akan berbunga beberapa kali, tanpa perlu menaman kembali.
Pada musim kembang tahun 2014 yang lalu, Wartini mencoba menanam bunga
secara lebih rapat yang membutuhkan benih sekitar 2ton. Setahun kemudian,
memasuki musim penghujan 2015, hasil jerih payah Wartini pun terlihat. Kebun
bunganya tampak indah bermekaran, layaknya kebun bunga Lily di Eropa.
Keindahan taman bunga Amarylis sebelum mengalami kerusakan (via Kompas.com) |
Bermekarannya bunga Amarylis milik Wartini ini rupanya menjadi
pemandangan indah nan menggoda para pengendara yang sedang melintas
di sekitar jalan raya Desa Salam, Kecamatan
Patuk, Gunungkidul. Mulai dari yang sekedar berhenti untuk melihat atau
sekedar berfoto.
Dengan cepat foto-foto yang diunggah di media sosial, seperti Facebook dan
Twitter itu menyebar luas dan menjadi viral. Hingga mengundang orang
berbondong-bondong menyerbu taman bunga Amarylis. Sampai kemudian terjadi
peristiwa konyol tersebut.
Nah, setelah kejadian di tahun 2015, tahun berikutnya bunga Amarylis tidak
berbunga karena tingginya curah hujan di wilayah tersebut.
Baru tahun 2017 bunga Amarylis di Patuk ini mulai mekar kembali namun
belum semuanya. Karena bunga ini biasanya mekar pada bulan di penghujung tahun,
sehingga ada yang menyebutnya bunga Desember.
Dengan mekarnya kembali amarylis di taman itu, wisatawan pun mulai
berdatangan lagi. Untuk menjaga agar hal-hal yang tak diinginkan terulang, para
wisatawan yang ingin berfoto kini dibuatkan jalur khusus.
Pengunjung yang berfoto tak dipungut biaya, tapi hanya ditarik biaya
parkir parkir kendaraan.
Selain itu, pengunjung bisa membawa pulang bibit Amaryllis seharga Rp 3.000
per biji. Untuk satu polybag, harganya Rp 7.000 isi tiga.
Ke depannya, bunga Amarylis yang sudah jadi ikon Kecamatan Patuk tersebut
akan ditanam di setiap pekarangan warga setempat, sehingga diharapkan pintu
masuk Gunungkidul penuh dengan bunga.
Buat yang belum tahu lokasi taman bunga Amarylis ini, sebagai
ancar-ancarnya letak kebunnya jika dari arah Yogyakarta berada tepat di jalur
Yogyakarta-Wonosari.
Jalur itu jadi jalan utama bagi
wisatawan dari luar Gunung Kidul untuk menuju tempat wisata pantai di Gunung
Kidul.
Sebelum jembatan Kali Pentung, di kanan jalan di samping bebatuan, pengunjung bisa melihat tumbuhan bunga Amarylis yang oleh warga setempat
diberi nama Puspa Patuk.
Selamat menikmati keindahan bunga Amarylis van Patuk, tetap jaga
keindahannya ya.
Posting Komentar untuk "Kembalinya Keindahan Bunga Amarylis Di Patuk, Gunungkidul"